Home Blog Page 5

Strategi Jitu NU Hadapi Tantangan Zaman Mutakhir

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menekankan pentingnya konstruksi berfikir (nalar) Nahdlatul Ulama (NU) untuk melalui abad keduanya, sekaligus dalam rangka merespon tantangan kontemporer. Hal itu disampaikannya, saat memberikan arahan dalam Sidang Pleno I, Kongres ke-XVIII Muslimat NU yang dilangsungkan di Asrama Haji Sukalilo, Surabaya pada 11-16 Februari 2025.

Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan bahwa saat ini diperlukan tiga nalar NU yaitu, pertama, nalar hakikat yaitu tentang esensi didirikannya NU yang tersambung dengan nalar kedua tentang tujuannya berdirinya NU (berikut peran maupun perjalanannya, red) serta terakhir nalar demografi.

Terkait nalar demografi, Gus Yahya menjelaskan, bahwa untuk mengelola kapasitas NU secara jami’iyah yang potensinya teramat besar, diperlukan pendekatan tehnokratik. Hal itu tidak lain, untuk memperluas jangkauan kemaslahatan, tidak hanya bagi warga NU semata, tetapi juga untuk seluruh masyarakat dunia.

Turut hadir di kesempatan itu, Bendahara Umum PBNU Gus Gudfan Arif, Ketua PBNU KH Miftah Faqih, Ketua Umum PP Muslimat NU masa khidmat 2020-2025 Khofifah Indar Parawansa, Sekum PP Muslimat NU Arifatul Choiri Fauzi, Ketua PP Muslimat NU Yenny Wahid. Kongres itu juga dihadiri oleh 38 PW Muslimat NU dari seluruh Indonesia, sejumlah PC Muslimat NU dan PCI Muslimat NU dari sejumlah negara.

Gus Yahya Jelaskan Bahaya Komunitas Keagamaan Bila Dibiarkan Jadi Identitas Politik

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan bahayanya sebuah komunitas keagamaan jika didorong dan dikonsolidasikan menjadi entitas politik untuk berebut kekuasaan. Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara Sarasehan Ulama dengan tajuk “Asta Cita dalam Pandangan Ulama NU” yang dilangsungkan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Selasa, (4/2/25).

Gus Yahya mencontohkan beberapa negara wilayah dan negara yang telah melakukan hal tersebut dan berakhir dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

Gus Yahya Ingin Pengurus NU Paham Tugas dan Tujuannya

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan bahwa NU telah mewarisi khidmah raksasa secara turun-temurun dari para Muassis. Sehingga diperlukan sebuah kerangka operasional yang efektif agar area perkhidmatan NU bisa benar-benar dirasakan oleh umat. Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan dalam Pelantikan PWNU Bengkulu, yang digelar di Asrama Haji Kota Bengkulu, pada Sabtu, (8/2/25).

Di depan para pengurus PWNU Bengkulu, Gus Yahya Kembali menegaskan bahwa konsolidasi dan koherensi organisasi merupakan komponen terpenting untuk mencapai hasil yang optimal dari khidmat yang dilakukan oleh NU. Sehingga PBNU di dawah kepemimpinannya akan berfokus dalam penataan manajemen dan tata Kelola organisasi yang terintegrasi antar satu struktur dengan struktur lainnya.

Di Hadapan Prabowo, Gus Yahya: NU Siap Mendukung Program Pemerintah

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama siap mendukung seluruh agenda-agenda pemerintah. Hal itu disampaikan Gus Yahya saat memberi sambutan di Resepsi Harlah 102 NU yang dilangsungkan di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu malam (5/2/25).

Sikap tersebut diambil sebagai komitmen NU dalam mengawal seluruh agenda pemerintah agar kemaslahatan dari kegiatan pemerintah bisa sungguh-sungguh dirasakan oleh masyarakat secara luas.

Dalam kesempatan itu juga Gus Yahya menegaskan bahwa NU terus berupaya melakukan konsolidasi internal serta mengembangkan layanan khidmat kepada umat dengan menggalang sejumlah program strategis yang bisa dirasakan manfaatnya oleh umat.

Governing Sistem NU, Kaderisasi dan Digitalisai Jadi Fokus Utama PBNU Saat Ini

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan dalam kepengurusannya, PBNU akan berfokus setidaknya dalam governing sistem NU, kaderisasi dan digitalisai. Hal itu disampaikannya dalam acara Penutupan Munas Alim Ulama dan Konbes NU yang dilangsungkan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Kamis malam, (6/2/25).

Gus Yahya menegaskan bahwa Governing Sistem di NU menjadi hal paling penting, mengingat NU merupakan organisasi yang memiliki struktur dari tingkat pusat hingga desa. Sehingga aktifitas dan gerakan yang dilakukan oleh masing-masing tingkatan harus dilakukan secara koheren dan terintegrasi satu sama lain.

Gus Yahya Ajak Jajaran Pengurus Gaspol Sukseskan Pembangunan

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengajak kepada seluruh jajaran pengurus NU di seluruh tingkatan untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan seluruh agenda yang sudah direncanakan. Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU, yang dilangsungkan di Hotel Sultan Jakarta, pada Rabu, (5/2/25).

Gus Yahya Ingin GKMNU Jadi ‘Vaksin’ dari Potensi Dehumanisasi

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengharapkan agar Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU) dapat menjadi ‘serum’ atau ‘vaksin’ dari potensi dehumanisasi yang muncul dari disrupsi informasi dan industri digitalisasi. Hal itu disampaikannya, saat memberikan arahan di Pembukaan Kongres Keluarga Maslahat NU yang dilangsungkan di Ballroom Birawa, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada Jum’at, 31 Januari 2025.

Kongres JATMAN adalah Kongresnya Para Ahlu Dhomir

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan bahwa Kongres JATMAN Ke-13 merupakan agenda reguler yang harus dilakukan secara berkala.

Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam agenda tersebut yang digelar di Asrama HAji Donohudan Boyolali, pada, Sabtu (21/12/24).

Gus Yahya menjelaskan sejumlah alasan yang mengharuskan PBNU langsung menangani dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kongres ini. Mengingat terdapat sejumlah isu dan masalah yang tidak selesai dalam kepengurusan JATMAN.

Dalam kesempatan itu Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang tersebut berkelakar bahwa Kongres JATMAN merupakan Kongresnya Ahlu Dhomir, yaitu orang-orang yang sudah saling faham tanpa harus banyak bicara.

NU Berdiri dengan Visi Membangun Peradaban Mulia

Salah satu tujuan didirikannya NU ialah sebagai ikhtiar para ulama Nusantara untuk membimbing masyarakat dalam membangun peradaban yang mulia, yaitu masyarakat yang beradab.

Salah satu syarat tercapainya visi peradaban masyarakat yang mulia itu ialah hadirnya akhlakul karimah dalam setiap aktifitas masyarakat serta masyarakat semakin dekat dengan pelaksanaan syariat.

Gus Yahya: Kontruksi yang Dibangun PBNU saat ini Teruskan Visi Besar para Muassis

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelaskan tiga aspek besar sebagai konstruksi Nahdlatul Ulama yaitu pertama makna kehadiran NU, kedua, makna keikutsertaan sebagai jama’ah dari jam’iyah Nahdlatul Ulama, ketiga, bagaimana kita menempatkan diri dalam pergumulan (dinamika) kebangsaan-kenegaraan maupun dalam kancah dunia.

Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan di Konbes PP Fatayat NU di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Ahad, 15 Desember 2024. Gus Yahya menegaskan bahwa kontruksi yang tengah dibangun PBNU saat ini ialah dalam rangka meneruskan visi besar para Muassis saat mendirikan organisasi ini.

96,576FansLike
99,329FollowersFollow
44,800FollowersFollow
620,000SubscribersSubscribe