Home Blog

Sektor Padat Karya dan UMKM jadi Solusi Hadapi Turbulensi Ekonomi Global

Di tengah kondisi instabilitas ekonomi yang saat ini terjadi akibat dari kebijakan ekonomi global berdampak terhadap seluruh pelaku ekonomi terutama yang bergerak di sektor permodalan. Sehingga aktifitas ekonomi yang bersifat padat karya dan UMKM menjadi kekuatan yang bisa diandalkan sebagai salah satu solusi. Maka dari itu pemerintah berkepentingan untuk mendorong dan menumbuhkan kedua sektor ekonomi tersebut.

Warga NU merupakan kelompok yang didominasi oleh pelaku ekonomi berbasis padat karya dan UMKM. Sehingga berbagai fasilitas kebijakan pemerintah sangat dibutuhkan sebagai stimuls dalam mendukung aktifitas ekonomi tersebut.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat penandatangan Nota Kesefahaman (MoU) antara PBNU dan Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM), di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/25).

Tugas Utama NU ya Ngurusi Umat, Bukan Hanya Ngurusi Sekolah atau Rumah Sakit

Kesamaan visi dalam menangkap setiap gagasan dan merumuskan setiap kebijakan merupakan standar dasar yang harus dimiliki sebuah organisasai. Begitupun dengan NU yang menjadi organisasi dengan basis gerakan keagamaan dan kemasayarakatan. Maka gagasan yang diturunkan menjadi sebuah kebijakan harus difahami betul oleh setiap personalianya. Sehingga dalam kerja-kerja organisasi tidak ada lagi orang atau kelompok kecil yang menafsirkan visi besar dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan di luar kesamaan visi tersebut.

Sebagai organisasi yang berakar kepada nilai keagamaan dan kekuatan masyarakat, maka konsen utama NU ialah membangun, merawat dan membersamai agar masyarakat senantiasa mendapatkan pedoman dan tuntunan hidup, merasakan bahwa mereka ada yang mengayomi, mereka merasa ada tempat berkeluh kesah, mereka merasa memiliki tempat sebagai solusi dari setiap permasalahan yang di hadapi.

Maka keberadaan fasilitas dan kebijakan seperti struktur organisasi, lembaga pendidikan, kesehatan, lembaga pengembangan ekonomi, lembaga pertanian, dan se bagainya bukanlah tujuan dan hal utama, melainkan hal-hal itu adalah bagian dari infrastruktur untuk memastikan visi dan agenda utama NU dalam merawat dan memelihara masayarakat berjalan sebagaimana mestinya.

Sehingga atas dasar itulah pengurus NU diharuskan mereka yang bisa menyatu padu dengan keseharian masayarakat sebagaimana teladan yang telah diberikan oleh para pendiri. Tidak ada waktu sedikitpun yang terbuang selain mewakafkan diri membina dan merawat umat.

Muslimat NU Lahir sebagai Aspirasi dalam Memenuhi Hak dan Kewajiban Perempuan

Berakar dari sebuah hadits tentang kewajiban menuntut ilmu bagi segenap umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, maka Muslimat NU lahir sebagai konsekuensi logis dari kewajiban tersebut.

Bahwa status perempuan dalam Islam sebagaimana yang telah diterangkan dalam berbagai dalil memiliki hak dan derajat yang sama dengan laki-laki, bahkan memiliki tempat yang istimewa.

Sehingga atas dasar kesadaran itulah keberadaan perempuan tidak boleh dibatasi untuk melakukan liberasi dalam hal mendapatkan hak dan kewajiban dalam mengembangkan kapasitas dirinya.

Muslimat NU lahir bukan hanya sebagai pelengkap struktur dalam Nahdlatul Ulama, melainkan ia lahir sebagai aspirasi dalam memenuhi hak-hak dan kemerdekaan perempuan itu sendiri.

Derajat Manusia itu Setara, Tak Mengenal Nasab dan Latar Belakang

Faktanya bahwa Allah menciptakan seluruh manusia dalam kondisi yang setara tanpa perbedaan. Islam telah membawa ajaran dan semangat adiluhung tentang kesetaraan yang tak mengenal perbedaan derajat dan martabat manusia berdasarkan nasab atau latar belakang apapun.

Nilai tersebut merupakan pondasi utama yang harus tetap dipegang secara teguh dalam merekatkan persatuan dan kesatuan dalam bingkai persaudaraan yang sejati. Karena jika kita masih membeda-bedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan latar belakang, maka ikatan persaudaraan itu akan menemukan hambatan.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat melantik PWNU Papua Selatan, Senin (5/5/25).

Gus Yahya: Sulit Memahami NU Jika Hanya Merujuk Catatan Sejarah Resmi

Orang atau kader NU sekalipun tidak akan bisa memahami NU secara komprehensif jika hanya merujuk pada catatan sejarah resmi Indonesia. Karena dalam catatan sejarah resmi, perjuangan dan peran NU hanya dicatat sedikit sekali dibandingkan dengan faktanya.

Sehingga seluruh kader NU harus lebih aktif menggali sejarah NU secara komprehensif berdasarkan sumber-sumber otoritatif yang sebagaian besar tidak tercatat dalam dokumen resmi sejarah Indonesia.

Gus Yahya Tegaskan Ideologi Gerakan Perempuan NU Di Depan Ibu-ibu Muslimat

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan materi pada Orientasi Pengurus Pusat Muslimat NU Masa Khidmat 2025-2030. yang berlangsung di Swiss-Belresidence Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (4/5/25).

Dalam kesempatan tersebut Gus Yahya menyampaikan sejumlah wawasan dan pandangannya terkait gerakan perempuan dalam tubuh NU. Salah satu yang disampaikannya bahwa dirinya tegas menolak ideologi feminisme sebagai rujukan dalam gerakan perempuan NU, mengingat gerakan tersebut lahir dari rahim pemahaman yang sekuler. Sehingga menurutnya seluruh gerakan perempuan yang ada di NU wajib berakar dan merujuk kepada mazhab yang sudah ditetapkan oleh para Muassis NU.

Selain itu Gus Yahya juga menjelaskan pandangannya terkait sejarah NU dari perspektif yang lebih luas. Ia juga meminta kepada seluruh kader NU agar menggali sejarah perjuangan NU secara komprehensif berdasarkan sumber-sumber otoritatif yang sebagaian besar tidak tercatat dalam dokumen resmi sejarah Indonesia.

Di Depan NU Papua Gus Yahya Tegaskan Kesetaraan Derajat Manusia, Tak Ada Yang Lebih Tinggi dan Rendah

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan pidato saat melantik PWNU Papua Selatan, di Rumah Joglo Mareauke, pada Senin (5/5/25).

Dalam Pidatonya Gus Yahya menutip pidato Rasulullah dalam haji perpisahan tentang kesetaraan manusia dari sisi asal usul, warna kulit, maupun suku bangsa. Gus Yahya menekankan bahwa seluruh umat manusia memiliki martabat yang sama satu sama lain.

Lebih lanjut Gus Yahya mengatakan kita semua patut bersyukur karena Tuhan telah memberikan berkah dan anugerah kepada kita yaitu kesadaran penuh yang datang dari lubuk hati terdalam bahwa seluruh anak bangsa adalah saudara tanpa kecuali.

Bahwa NU didirikan sebagai bagian dari ikhtiar membangun peradaban luhur untuk seluruh umat manusia yang bertumpu pada dua pilar yaitu ketuhanan dan persaudaraan kemanusiaan. Sehingga lahir konsep Trilogi Ukhuwah: Islamiyah, Wathaniyah, dan Basyariyah, yang menjadi prinsip dasar NU dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman.

Gus Yahya: NU Harus Jadi Kekuatan Penopang Bangsa, Tanpa Pamrih dan Tanpa Batas

Gus Yahya menyampaikan apresiasi atas percepatan konsolidasi NU di Sumatera Barat yang melampaui ekspektasi, serta menyerukan agar NU menjadi kekuatan nasional yang menyediakan khidmahnya bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa kecuali.

Keponakan dari KH Mustofa Bisri ini juga mengingatkan tentang makna mendalam dari baiat kepengurusan NU sebagai amanat perjuangan dan jihad di jalan Nahdlatul Ulama.

Gus Yahya Perintahkan Ansor-Banser Jalankan 3 Fondasi Kesetiaan

Pada Milad ke-91 Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memberikan 3 perintah kepada seluruh pengurus, anggota dan kader Ansor-Banser. Perintah itu disampaikannya di hadapan Pimpinan Pusat Pengurus GP Ansor dan seluruh pengurus daerah serta kader maupun anggota Banser di GOR Gelora Satria (GOR) Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah pada Kamis petang, (24/4/25).

Tiga perintah Gus Yahya kepada kader dan anggota Ansor-Banser yaitu untuk tetap mengemban teguh kesetiaan terhadap Dinullah, Ahlussunnah wal Jama’ah an Nadliyah (Nahdlatul Ulama) dan nilai-nilai kemanusiaan, serta kesetiaan terhadap NKRI.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Dewan Penasihat PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharuddin, Sekretaris Jenderal PP. GP. Ansor A. Rifqi Al Mubarok (Gus Rifqi), dan sejumlah jajaran pengurus pusat serta pengurus daerah Ansor se-Indonesia. Hadir juga Katib ‘Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori, Sekjen PBNU H. Saifullah Yusuf, Bupati Banyumas Drs. H Sadewo Tri Lastiono, unsur Forkopimda Jawa Tengah, serta sejumlah jajaran PCNU di wilayah Jawa Tengah. Gus Yahya Perintahkan Ansor Jalankan 3 Fondasi Kesetiaan

Respon PBNU Soal Produk Halal yang Miliki Kandungan Minyak Babi

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) merespon temuan sejumlah produk yang telah mengantungi sertifikat halal tetapi belakangan ditemui kandungan minyak babi. Menurutnya pasti ada kekeliruan mekanisme yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang dalam memeriksa dan mengeluarkan label halal terhadap produk-produk tersebut.

Sehingga menurutnya harus dilakukan review dan evaluasi terhadap status produk tersebut. Gus Yahya juga turut mengapresiasi masyarakat yang telah melaporkan hal tersebut yang menandakan bahwa partisipasi dan kontrol publik dalam mengawasi produk yang beredar di Indonesia berjalan dengan baik.

Tanggapan tersebut disampaikan menjawab pertanyaan salah satu awak media dalam kegiatan ‘Syawalan Ketua Umum PBNU Bersama Sahabat Media’ yang digelar di PBNU pada Selasa siang, (22/4/25).

247,033FansLike
98,204FollowersFollow
44,600FollowersFollow
617,000SubscribersSubscribe