Home Blog Page 3

NU Didirikan untuk Visi Keberlangsungan Pesantren

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengungkapkan visi sustainability (keberlangsungan) pondok pesantren dimulai ketika NU didirikan. Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam agenda Simposium Pesantren dengan tema “Strategi Penguatan Pesantren sebagai Pilar Masa Depan Indonesia”, yang digelar oleh Ditjen Pendis Kemenag RI bekerja sama dengan PBNU, di Gedung Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (8/10/24). Menurut Gus Yahya, sebelum NU didirikan jarang bahkan nyaris nyaris tidak ada kiai yang mewariskan pesantrennya kepada dzuriyahnya agar meneruskan estafeta kepengurusan pesantren. Justru yang ada para dzuriyah kiai tersebut mendirikan pesantren masing-masing di berbagai wilayah di mana mereka menetap.

Makna Baiat Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dalam Kacamata Gus Yahya

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelaskan makna dari baiat Jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang diucapkan oleh kader NU.

Menurutnya baiat yang sudah diucapkan memiliki konsekuensi logis kepatuhan terhadap ulama Aswja yang dalam hal ini adalah Rais ‘Aam PBNU selaku pemimpin NU. Sehingga kader dan pengurus NU tidak dibenarkan menentang keputusan arah perjuangan dari Rais ‘Aam PBNU.

Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan dalam agenda Pelantikan dan Muskerwil PWNU Maluku, yang dilangsungkan di Hotel Natsepa, Kab. Maluku Tengah, pada Kamis (3/10/24).

Pelantikan tersebut mengusung tema “Membangun Komitmen Keislaman dan Kebangsaan di Maluku untuk Indonesia Maju”. Gus Yahya juga berpesan kepada para pengurus yang baru saja dilantik untuk tetap menjaga komitmen menjalankan organisasi sesuai dengan aturan yang berlaku serta memegang teguh prinsip koherensi organisasi sebagaimana baiat yang sudah diucapkan.

Hadir dalam kegiatan itu Katib ‘Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori, Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfi Mustofa dan KH Amin Said Husni, Ketua PBNU KH Agus Zainal Arifin, Sekjen PBNU H. Syaifullah Yusuf, Wasekjen PBNU Mas’ud Sholeh, Faesal Saimima serta Silahudin Wahid.

Pengambilan baiat dipimpin oleh Katib ‘Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori yang didahului oleh pembacaan Surat Keputusan (SK) oleh Sekretaris Jenderal PBNU H Syaifullah Yusuf.

Gus Yahya: Setelah Lulus, Harus Siap Hadapi Tantangan Berikutnya

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memberikan Pembekalan Wisudawan/Wisudawati Sarjana dan Pascasarjana Universitas Nasional (Unas) Periode II Tahun Akademik 2023-2024.

Pembekalan itu dilangsungkan di Gedung Jakarta Convention Center (JCC) pada Ahad, 29 September 2024. Di kesempatan itu, Gus Yahya mengucapkan selamat kepada para wisudawan/wisudawati yang telah diwisuda. Gus Yahya juga menyampaikan bahwa setelah lulus nantinya, para wisudawan harus siap menghadapi tantangan serta berjuang untuk membuat capaian yang lebih besar dan bermanfaat.

Ada Aktor-aktor yang Sengaja Menarget Islam dalam Konflik Global

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyebut ada aktor-aktor global yang tengah menargetkan Islam dalam carut marut konflik Global.

Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara Pra Konferensi Humanitarian Islam yang digelar di Hotel Acacia, Jakarta, pada Minggu (22/9/24).

Gus Yahya melanjutkan, Humanitarian Islam merupakan ide yang digagas PBNU sejak tahun 2017 dalam rangka mempertegas peran Islam dalam kemanusiaan.

Ia juga mengatakan bahwa penyematan kata “Moderat” yang hanya ditunjukan kepada agama Islam sangatlah mengganggu dirinya. Karena hal itu terkesan bahwa Islam dianggap menjadi sumber konflik.

Gus Yahya Jelaskan Peran NU Dalam Humanitarian Islam

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelaskan peran jam’iyah Nahdlatul Ulama dalam menstimulasi perkembangan pemikiran humanitarian Islam berikut strategi gerakannya dalam konteks global. Penjelasan itu disampaikannya, saat menjadi pemateri kunci (Keynote Speech) di Seminar Humanitarian Islam yang dilangsungkan di Aula UNS, Solo, Jawa Tengah, pada Rabu, 11 September 2024.

Presiden Jokowi Terima Ketua Umum PBNU, Istana Bogor, 29 Desember 2021

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2021-2026 Terpilih KH Yahya Cholil Staquf menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor pada Rabu (29/12/2021). Dalam kesempatan tersebut, kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu melaporkan hasil Muktamar Ke-34 NU kepada Presiden Jokowi.

“Saya melaporkan hasil Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama kemarin, bahwa saya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026, sedangkan Kiai Miftachul Achyar ditetapkan sebagai Rais Aam,” katanya dalam keterangan setelah pertemuan sebagaimana yang diunggah kanal Youtube Sekretariat Presiden.

“Kemudian saya melaporkan juga hasil-hasil yang disepakati di dalam muktamar mengenai program-program, agenda-agenda yang tentunya nanti akan sangat terkait dengan prospek kerja sama-kerja sama, termasuk dengan pemerintah,” imbuh Gus Yahya.

Gus Yahya Sampaikan Dua Pesan Mbah Ali Maksum

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan mauidzaoh Hassanah pada gelaran Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Masyayikh PP Raudlotut Thalibin Leteh Rembang pada Senin, 09 September 2024.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menyampaikan dua pesan dari gurunya, KH Ali Maksum, Kraypak, Yogyakarta, yaitu jangan berani-berani menilisi’i As Sawadul A’dham minal ulama dan Jangan jauh-jauh dari NU. Jika tidak nurut, kata Gus Yahya, akan punya konsekwensi yaitu kehilangan qiyadah (bobot kepemimpinan)

Sambut Kedatangan Paus Fransiskus, Gus Yahya: Selamat Datang di Negeri Toleransi

Jelang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia yang rencananya akan tiba pada Selasa (3/9/24), Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan ucapan selamat datang di Indonesia kepada pemimpin tertinggi umat Katholik tersebut.

Dalam sambutannya, Gus Yahya menyampaikan Indonesia adalah negeri yang dikenal dengan toleransi yang tinggi, negeri yang mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Gus Yahya berharap perjalanan apostolik yang dilakukan Pimpinan Gereja Katolik Roma tersebut semakin memprkokoh semangat kebersamaan serta kerukunan antar kelompok agama dan antar pemuka agama, serta semangat persatuan bagi seluruh umat manusia di berbagai negara.

Sebelumnya sejumlah Paus telah melakukan lawatan ke Indonesia yaitu Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Rencanya kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia akan berlangsung dari 3-6 September 2024.

Kelakar Gus Yahya Jelaskan Karakter Kader Ansor Lewat Metafora Ikan

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) melemparkan guyonan tentang karakteristik kader Ansor melalui metafora jenis-jenis ikan. Gus Yahya mengatakan perumpamaan karakter kader Ansor tidak hanya sebatas pada ikan lele, koi, dan arwana sebagaimana disinggung oleh Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharuddin. Namun menurutnya masih banyak karakter ikan lain yang menggambarkan kader Ansor seperti ikan paus yang menjadi pelindung dan tidak pernah memakan sesama ikan.

Hal itu disampaikan Gus Yahya saat memberikan arahan dalam agenda Pendidikan Kader Nasional (PKN)-IX dan Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim)-VII GP Ansor yang berlangsung di Pondok Pesantren Darul Mughni Al-Maliki, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa 27 Agustus 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis wali Amanh UI tersebut juga kembali menegaskan bahwa keterlibatan setiap individu di Nahdlatul Ulama harus berdasarkan pada niat menegakan dan menjaga agama dalam bingkai mencari ridho Allah SWT.

Dalam rangka menyegarkan memori para kader Ansor, Gus Yahya mengingatkan bahwa salah satu alasan Ansor didirikan pada tahun 1934 ialah sebagai khodim dan penjaga para ulama. Karena sejatinya Ansor merupakan ruang konsolidasi bagi para santri NU yang sampai kapanpun dan kemanapun Ansor bergerak, entitas santri tidak akan pernah luntur dalam jati diri semua kader Ansor.

Gus Yahya Pastikan NU Siap Lakukan Transformasi Organisasi

Menghadapi perubahan dan tantangan zaman yang mutakhir NU harus sudah siap bertranformasi dalam tata kelola dan manajemen organisasi dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Dan saat ini NU telah siap untuk menghadapi setiap inchi perubahan dengan melakukan rangkaian transformasi organisasi dengan melakukan terobosan-terobosan baru.

Hal itulah yang disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat memberikan arahan dalam Konferensi Cabang (Konfercab IV) PCNU Kota Serang, di Hotel Wisata Baru, Kota Serang, Banten, pada Sabtu (24/8/24).

Gus Yahya mengatakan, untuk mendukung layanan kepada umat NU sudah tidak bisa lagi menggunakan cara lama dalam menjalankan roda organisasinya. Sehingga saat ini PBNU telah melakukan tranformasi organisasi yang tertuang dalam 3 matra, yaitu tata kelola organisasi, sumber daya manusia, dan digitalisasi sebagai langkah untuk menjalankan roda organisasi dengan mekanisme yang baru.

96,411FansLike
89,752FollowersFollow
41,600FollowersFollow
601,000SubscribersSubscribe