Home Blog Page 2

Gus Yahya: Paus Fransiskus Tokoh Pejuang Kemanusiaan

Meninggalnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4/25) menjadi duka mendalam bagi seluruh umat Katolik se-dunia dan seluruh manusia pada umumnya. Kontribusi dan perjuangan Paus Fransiskus dalam kemanusiaan merupakan hal yang akan dikenang dan dilanjutkan.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya pemimpin Katolik dunia tersebut. Gus Yahya mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus merupakan sosok yang memiliki komitmen dalam memperjuangkan nilai kemanusiaan tanpa memandang latar belakang apapun.

Salah satu peninggalan berharga untuk seluruh kemanusiaan ialah lahirnya Piagam Persaudaraan Kemanusaiaan yang ditandatanginya bersama dengan Grand Syeikh Al-Azhar Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb beberapa waktu lalu.

Gus Yahya: Tanah Kalimantan Adalah Berkah, Dayak Penjaga Alam Nusantara

Pidato inspiratif Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam acara Halal Bihalal Kebangsaan bersama Pemprov Kalimantan Tengah, DAD, dan Ormas, sekaligus pelantikan PCNU Kota Palangkaraya, PCNU Katingan, PCNU Sukamara, PCNU Murung Raya, dan PCNU Barito Putera pada 14 April 2025.

Dalam pidatonya, Gus Yahya menekankan bahwa Kalimantan adalah tanah yang penuh berkah yang dianugerahi kekayaan luar biasa oleh Allah SWT. Tanah Kalimantan yang disebut sebagai “Tanah Perawan” telah dirawat selama berabad-abad oleh masyarakat adat Dayak yang menjadi penjaga alam Nusantara.

Gus Yahya juga mengapresiasi komposisi kepemimpinan di Kalimantan Tengah yang inklusif, dipimpin oleh tokoh Dayak dan didukung keragaman etnis dari seluruh Indonesia sebagai bentuk persatuan dan kolaborasi menjaga tanah Nusantara demi masa depan bangsa.

Idul Fitri 1446 H, Semoga Kita Mendapatkan Makna Hakiki yaitu Kembali Menjadi Suci

Tujuan utama dari puasa ialah transformasi diri menjadi manusia yang paripurna nan holistik dalam menjalankan kehidupan baik sebagai hamba maupun pemimpin. Keberhasilan puasa seseorang bisa diukur dari tingkat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT pasca menjalankan ibadah puasa.

Atas nama seluruh Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Minal ‘Aidin wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Semoga kita mendapatkan tujuan hakiki dari ibadah puasa kita yaitu meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kita. Dan semoga Hari Raya Idul Fitri ini kita mendapatkan makna hakiki yaitu kembali menjadi suci dan kita dikaruniai kekuatan untuk menjadi hamba-hamba yang lebih baik di masa yang akan datang.

Menhub Gandeng NU Jadikan Masjid Sebagai Posko Mudik 2025

NU memiliki tradisi dalam membantu seluruh masyarakat selama momen mudik dengan membentuk relawan atau satgas dari berbagai elemen banom maupun lembaga yang itu sudah berjalan sudah sangat lama.

Di tahun 2025 ini, NU kembali membantu masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik dengan menyediakan berbagai layanan di antaranya penyediaan armada mudik gratis dan posko mudik yang didirikan di masjid-masjid yang terafiliasi dengan NU.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (gus Yahya) saat menerima kunjungan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, di Gd. PBNU, Jl. Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, pada Selasa, (18/3/25).

Gus Yahya: Santri itu Jangankan Ngaji, Tidurnya Saja Sudah Dinilai Ibadah

Santri yang tulus tholabul ‘ilmi di pesantren itu jangankan ngajinya, tidurnya saja sudah dihitung ibadah. Karena keseluruhan aktifitas santri selama di pesantren adalah belajar tanpa jeda.

Seprti itulah kutipan dari pidato Ketua Umum PB U KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam acara Kick Off Smart Pesantren yang dilansungkan di Pesantren Daarul Mughni Al Maaliki, Klapanunggal, Bogor, pada Jum’at, (14/3/25).

Mengingat pesantren merupakan soko guru bangsa dengan seluruh kontibusinya terhadap bangsa serta elemen pendidikannya yang terbilang komplit, maka belajar di pesantren memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan belajar di lembaga pendidikan non pesantren.

NU itu Organisasinya Para Ulama, Bukan Organisasi Bisnis

Kemandirian ekonomi menjadi salah satu kampanye yang terus digulirkan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali di dalam Nahdlatul Ulama. Kendatipun demikian realitasnya, kemandirian ekonomi bukanlah tujuan utama dari NU sebagai organisasi keagamaan yang menjadi jalan penuntun masyarakat dalam menjalankan syariat agama.

Gerakan kemandirian ekonomi yang tengah dijalankan oleh NU saat ini ialah semata-mata sebagai upaya untuk memenuhi seluruh pembiayaan aktivitas NU dalam menggapai tujuan utamanya yaitu mendampingi dan merawat umat agar tetap berada di jalan syariat Islam yang benar.

Maka jikalau pun NU memiliki sejumlah asset atau kekayaan dalam bentuk apapun, hal itu hanyalah sebagai wasilah untuk melanjutkan perjuangan para Muassis dalam mengkhidmatkan diri kepada umat, melindungi kaum yang lemah, membersamai kaum tertindas, memberikan masukan kepada para pemimpin, dan menuntun umat ke jalan yang lurus.

Keluarga dan Pendidikan Jadi Tonggak Utama Membangun Peradaban

Maju atau tidaknya sebuah peradaban ditentukan oleh berbagai faktor kunci dan di antaranya ialah pendidikan dan keluarga. Kedua hal tersebut menurut Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjadi faktor kunci maju tidaknya sebuah peradaban. Sehingga atas dasar itu NU memposisikan keluarga dan pendidikan sebagai medan khidmat utama sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Muassis sejak dulu.

Merawat umat dengan membangun keluarga dan ekosistem pendidikan merata yang bisa dinikmati oleh semua elemen masyarakat menjadi tugas utama NU.

Hal ini disampaikan Gus Yahya dalam Workshop Pra Kongres Pendidikan yang dilangsungkan di Hotel Acacia, (18/1/25).

Akselerasi NU di Tengah Arus Perubahan

Dalam merespon perubahan dan tantangan zaman yang begitu cepat, tentu diperlukan sebuah langkah akselerasi yang efektif dan relevan sebagai jawaban atas sebutuhannya. Perubahan tak mengenal entitas apapun, semua hal turut serta berubah tak terkecuali dalam model pendekatan keagamaan.

Begitulah yang disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat memberikan sambutan dalam Festival Keluarga Indonesia yang diprakarsai oleh Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), yang berlangsung di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada, Sabtu, (1/2/25).

Atas dasar itulah, NU sebagai entitas sosial keagamaan yang memiliki medan perkhidmatan dalam merawat dan mengayomi umat memerlukan metode dan cara baru, baik dalam melakukan pendekatannya maupun area khidmatnya. Sehingga kehadiran NU bisa betul-betul dirasakan oleh seluruh lapisan masayarakat tanpa terkecuali.

Kenapa Indonesia Tidak Mendirikan Negara Islam

Suatu ketika, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pernah ditanya oleh seorang muslim dari negara lain, kenapa kalangan muslim Indonesia yang populasinya mayoritas tidak mendirikan negara Islam? Gus Yahya menjawab, meski Islam mayoritas di Indonesia, tetapi oleh sebab konsensus nasional ketika itu, maka kita–yang diperkuat dengan kesepakatan para ulama NU, bersepakat untuk memilih negara demokrasi dalam konstruksi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal itu disampaikannya, saat menjadi Keynote Speech (Pembicara Kunci) di acara Senior Level Meeting Densus Anti Teror 88, yang berlangsung di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, (5/3/25).

Hadir di kesempatan itu, Kapolri Jend.Pol. Listyo Sigit Prabowo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Eddy Hartono, Kepala Densus Anti Teror 88 Mabes Polri, serta sejumlah jajaran senior di Mabes Polri.

Alasan Kenapa NU Harus Miliki Governing Sistem

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) meyampaikan alasan tentang pentingnya governing sistem dalam NU. Menurutnya dari dulu, program dan aktifitas yang ada di NU mayoritas merupakan inisiatif individu atau kelompok yang murni sebagai bentuk kecintaan dan khidmat kepada NU, tanpa adanya intruksi organisasi.

Sehingga untuk mengembangkan seluruh inisiatif individu tersebut ke arah lebih baik dan menjanjikan, maka diperlukan satu sistem tata kelola yang koheren, sistem yang terintegrasi antara satu dengan lainnya.

Governing sistem menjadi salah satu cara untuk mengelola seluruh aktifitas NU secara menyeluruh dengan berpacu pada prinsip sinergitas, berkesinambungan, koheren, dan terintegrasi.

247,081FansLike
98,044FollowersFollow
44,600FollowersFollow
617,000SubscribersSubscribe