Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan akan menonaktifkan seluruh jajaran pengurus NU yang terlibat menjadi kontestan maupun terdaftar secara resmi sebagai tim sukses pada Pemilu dan Pilpres 2024. Hal itu disampaikannya kepada awak media sela-sela jumpa pers bersama Kemenkominfo RI, di Plaza PBNU, Jl. Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/1/24).
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo RI) menggelar pertemuan pada Kamis (18/1/24). Pertemuan tersebut dalam rangka memantapkan sejumlah kerja sama yang sudah terbangun antara kedua institusi tersebut.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan, di antara kerja sama tersebut ialah menjalankan agenda edukasi digital untuk masyarakat, edukasi untuk ekonomi digital yang akan melibatkan UMKM, kerja sama untuk beasiswa pendidikan digital baik degree maupun non degree, serta dukungan Kemenkominfo terhadap agenda tranformasi Digital yang tengah dikerjakan oleh PBNU.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam statmennya menegaskan bahwa Indonesia Digital hanya akan terwujud jika NU sudah digital. Budi Ari melanjutkan, bahwa digitalisasi ini bertujuan agar masyarakat Indonesia lebih produktif dan kesejahteraan mayarakat meningkat.
Dengan letak geografis yang begitu luas, tidak mungkin negara kita bisa mengelola pertahanan yang kuat kecuali dengan membangun sistem yang terpusat sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara besar di dunia.
Untuk membangun sistem pertahanan yang terpusat, maka mau tidak mau negara kita harus membangun infrastruktur pertahanan raksasa yang lokasinya tidak jauh dengan lokasi ibu kota negara, dengan alasan kendali terkontrol oleh kepala negara.
Alasan inilah yang mendasari Ketua Umum PBNU Kah Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mendukung berdirinya Ibu kota Negara (IKN) baru di Penajem Paser, Kalimantan Timur. Bukan tanpa dasar, dukungan tersebut dilandasi oleh fakta bahwa Jakarta bahkan Pulau Jawa sudah tidak lagi memiliki lokasi strategis untuk dibangun pusat pertahanan nasional layaknya Pentagon milik Amerika.
KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan bahwa Nahdatul Ulama didirikan sebagai rintisan untuk membangun peradaban baru. Ia dengan lantang menolak tesis tunggal yang mengatakan bahwa NU didirikan sebagai tanggapan atas menangnya kelompok Wahabi di Hijaz. Namun demikian, Gus Yahya tidak mengingkari bahwa salah satu sebab lahirnya NU memiliki kaitan dengan dominasi Wahabi di tanah Hijaz.
Dirinya menegaskan NU didirikan dengan visi yang jauh lebih besar yaitu visi untuk membangun peradaban dengan kepemimpinan dari para ulama Ahlussunah wal Jama’ah. Visi inilah yang selama ratusan tahun hilang dan tidak muncul lagi dalam sejarah dunia Islam. Visi tersebut baru kemudian muncul dan dimulai di Indonesia dengan lahirnya NU, karena NU ini lahir setelah runtuhnya konstruksi peradaban Islam yang lama, yaitu Turki Utsmani dengan yang runtuh pada saat perang dunia pertama.
Perserikatan Bangsa-Bansa (PBB) dibentuk sebagai institusi yang mampu menjadi perekat dan juru damai bagi dunia internasional. Mengingat sebelum dibentuknya PBB, perdaban umat manusia masih diukur bedasarkan kekuatan antar negara. Sehingga pasca perang dunia ke-2, PBB secara resmi didirikan dan diangkat 5 negara adidaya pemenang perang dunia ke-2 sebagai Dewan Keamana Tetap.
Namun faktanya, alih-alih menjadi juru damai kehidupan antar negara, PBB sering kali dijadikan alat oleh negara-negara adikuasa untuk mengendalikan negara-negara kecil dengan kekuatannya.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat menjadi narasumber Halaqah Fikih Peradaban dengan tema “Ijtihad Ulama Nahdlatul Ulama dalam Bidang Sosial-Politik”. Kegiatan yang dihadiri sejumlah tokoh dan pemikir NU dari berbagai kalangan digelar Ponpes Liroyo, Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (28/12/23).
Kondisi PBB yang melatar belakangi Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menggagas serial Halaqah Fikih Peradaban di ratusan pesantren yang ada di Indonesia. Halaqah Fikih Peradaban menjadi ajang dalam menggali wacana Fikih modern untuk ditawarkan kepada dunia internasional bahwa agama adalah sumber perdamaian.
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan berbagai gagasan terkait perkembangan situasi dunia terkini kala menjadi narasumber Halaqah Fikih Peradaban dengan tema “Ijtihad Ulama Nahdlatul Ulama dalam Bidang Sosial-Politik”. Kegiatan yang dihadiri sejumlah tokoh dan pemikir NU dari berbagai kalangan digelar Ponpes Liroyo, Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (28/12/23).
Dalam paparannya Gus Yahya menjelaskan bagaimana struktur dunia internasional telah berubah pasca berakhirnya perang dunia ke-2 serta terbentuknya PBB yang dipimpin oleh 5 negara kuat pemenang perang dunia ke-2. Lahirnya PBB dengan aturan yang merumuskan tata kelola kehidupan yang damai antar negara mejadi titik terang bagi peradaban umat manusia. Namun dalam perjalannya, 5 negara kuat yang menjadi Dewan Keamanan Tetap PBB tidak melaksanakan itu sebagaimana mestinya, malah sebaliknya mereka memanfaatkan kekuatannya untuk keuntungan masing-masing. Sehingga sampai saat ini kebijakan yang diambil oleh PBB masih sarat akan kepentingan mereka.
Selain hal itu, dalam forum tersebut Gus Yahya juga menegaskan dukungannya terhadap proyek IKN yang menjadi prioritas pembangunan Presiden Joko Widodo serta program Hilirisasi energi dan sumber daya dalam rangka membangun ketahanan ekonomi nasional.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, pergulatan di Nahdlatul Ulama adalah pergulatan keilmuan. Sebab itu, dalam mengambil kebijakan, NU sering mengadakan forum keilmuan yang digawangi oleh para ulama yang memiliki keluasan ilmu.
“Nahdlatul Ulama pergulatannya harus tentang ilmu. NU sendiri artinya kebangkitan para ulama, orang berilmu,” kata Gus Yahya saat haul ke-85 KH Munawwir di Pesantren Krapyak, Bantul, Yogyakarta, Ahad 24 Desember 2023.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengapresiasi lahirnya kamus Al-Munawwir versi digital. Apresiasi tersebut ia sampaikan saat ikut meluncurkan kamus Al-Munawwir versi digital itu pada Sabtu 23 Desember 2023.
Ponpes Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta melakukan digitalisasi beberapa kitab ke dalam sebuah aplikasi smart phone. Salah satunya kitab atau kamus bahasa Arab Al Munawwir yang disusun sejak belasan tahun lamanya. Kini kamus legendaris karya KH Ahmad Warson Munawwir atau Mbah Warson dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al Munawwir Krapyak Yogyakarta itu sudah bisa diakses secara digital.
Gus Yahya berharap kamus karya KH Ahmad Warson Munawwir ini dapat diintegrasikan dengan super app yang tengah dikembangkan oleh PBNU
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan, moderasi beragama adalah kesediaan agama-agama mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB demi keselamatan bersama. Gus Yahya menekankan pentingnya persatuan global dalam mengatasi tantangan bersama, tanpa terhalang oleh ragam budaya.
Demikian disampaikan Gus Yahya pada gelaran Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu 20 Desember 2023.
Gus Yahya menegaskan bahwa Piagam PBB menjadi dasar tatanan damai saat ini, dan konflik global seperti di Ukraina harus dihadapi dengan konsistensi terhadap prinsip-prinsip PBB. Ia memperingatkan bahwa tanpa kembali pada prinsip-prinsip tersebut, kita menghadapi pertarungan tak berkesudahan.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menunjuk Erick Thohir sebagai Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU. Keputusan ini disampaikan langsung di dalam acara Pembukaan Muktamar Pemikiran NU 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, pada Jumat 1 Desember 2023.
Erick meneruskan estafet posisi ketua Lakpesdam PBNU yang sebelumnya diemban KH Ulil Abshar Abdalla dan Hasanuddin Ali.
Gus Yahya menginginkan Lakpesdam di bawah kepemimpinan Erick bisa layaknya Bappenas yang merancang arah pembangunan strategis ke depan.
“Saya ingin membangun Lakpesdam ini menjadi Bappenasnya PBNU. Pak Erick sudah bersedia,” ujar Gus Yahya.